Beberapa waktu yang lalu tepatnya 30 Juni 2018, satu-satunya ‘Sekolah Tinggi Informatika dan Multimedia’ di Sulawesi Selatan yaitu STIMED Nusa Palapa Makassar mengadakan Seminar Teknologi untuk yang kesekian kalinya. Seminar kali ini bertajuk ‘Creative E-Business With Open Source‘, yang juga sebagai bentuk selebrasi atas diluncurkannya seri terbaru Ubuntu, yaitu ‘Ubuntu 18.04 LTS Bionic Beaver’.
Seminar yang diadakan di Hotel Lamacca (Jl. A.P. Pettarani) ini tak hanya dihadiri oleh mereka yang berlatar belakang pendidikan IT (dan sejenisnya). Tetapi juga dihadiri oleh mereka yang berasal dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda, seperti pendidikan olahraga UNM, perencanaan dan pengembangan wilayah Pascasarjana Unhas, dan masih banyak lagi. Selain karena publikasi yang meluas, ini mengindikasikan bahwa mereka yang bukan berasal dari kalangan IT juga memiliki ketertarikan dan sangat antusias untuk mengetahui perihal Open Source dan Ubuntu seri terbaru.
Selain dihadiri oleh ketua BEM STIMED Nusa Palapa dan peserta seminar yang tak hanya dari dalam kampus, seminar ini juga dihadiri oleh beberapa petinggi kampus STIMED Nusa Palapa. Bpk Dr. Badu Ahmad, M.Si selaku Ketua STIMED Nusa Palapa, Bpk Drs. H. Ahmad Battinggi, M.P.A. selaku Ketua Badan Pengurus Harian, serta Bpk Sukriadi, S.Kom., M.Kom. selaku ketua Bidang Akademik juga turut hadir dan memberikan sambutan di awal acara.
Hal yang paling mengundang antusiasme para peserta adalah ketika memasuki inti acara yaitu pemaparan materi. Terdapat tiga materi sangat menarik yang disajikan dalam seminar ini. Yang pertama adalah mengenai pengenalan Open Source, Ubuntu, serta Ubuntu seri terbaru. Kemudian yang kedua adalah mengenai microservice. Dan yang terakhir adalah mengenai Internet Marketing.
Nah, seperti apa sih pembahasan materi yang disampaikan dalam seminar IT ini? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.
Open Source | Ubuntu 18.04 LTS ‘Bionic Beaver’

Bagi mereka yang berasal dari kalangan IT, pastinya akan sangat familiar dengan istilah open source. Namun bagi orang awam, istilah open source mungkin sangat asing di telinga mereka. Bahkan tidak menutup kemungkinan, ada yang baru pertama kali mendengar istilah open source dari seminar ini.
Berhubung yang hadir di seminar teknologi ini tak hanya berasal dari orang-orang IT, maka Musa Amin, S.Kom., M.T. selaku pemateri pertama yang juga merupakan dosen di STIMED Nusa Palapa tidak langsung membahas perihal seri terbaru Ubuntu 18.04 LTS Bionic Beaver. Melainkan menjelaskan terlebih dahulu secara garis besar mengenai apa itu open source, apa itu Ubuntu, serta pengetahuan dasar lainnya yang berkaitan dengan ini.
Open Source
Open Source (sumber terbuka) merupakan sebuah istilah yang digunakan pada perangkat lunak yang kode programnya terbuka secara umum (disediakan oleh pengembangnya) agar dapat diperbaiki maupun dikembangkan lebih lanjut oleh siapapun yang mengerti akan hal tersebut untuk disebarluaskan kembali. Jadi intinya, software open source adalah software gratis yang diperuntukkan bagi siapa pun yang hendak menggunakannya.
Bagi orang-orang yang anti ilegal, tentunya akan lebih memilih untuk menggunakan aplikasi maupun sistem operasi yang open source ketimbang harus menggunakan yang bajakan.
Software open source ini bisa berupa operating system (Debian, CentOS, Ubuntu), aplikasi dekstop (Libre Office, Open Office, VLC), Aplikasi WEB (wordpress, moodle, joomla), bahasa pemrograman (PHP, java) dan masih banyak lagi.
Sebagai salah satu contoh software Open Source, Ubuntu menjadi software yang banyak diprimadonakan, hingga update-an-nya selalu ditunggu-tunggu oleh penggunanya. Tak heran bila STIMED Nusa Palapa sering mengadakan seminar IT yang juga sebagai selebrasi atas diluncurkannya seri terbaru Ubuntu.
Ubuntu
Ubuntu sendiri merupakan salah satu distro Linux berbasis debian yang pertama kali dirilis pada Oktober 2004. Operating System ini tak hanya tersedia untuk desktop, tetapi juga tersedia untuk Server, IoT dan Cloud.
Setiap 6 bulan sekali tepatnya pada bulan April dan Oktober akan dirilis update-an terbaru dari Ubuntu. Sedangkan tiap 2 tahun sekali akan dirilis LTS (Long Term Support) terbaru Ubuntu. LTS ini maksudnya adalah rilis Ubuntu tersebut akan didukung dan akan terus menerima pemutakhiran selama 5 tahun.
Yang unik dari Ubuntu adalah semua rilis Ubuntu akan disertai nomor versi dan nama kode. Nomor versi ini dibuat berdasarkan tahun dan bulan rilisnya. Sedangkan untuk nama kode diambil dari satu kata sifat dan satu nama hewan unik dengan awalan alfabet yang sama.
Seperti untuk seri terbaru, Ubuntu 18.04 Bionic Beaver. Angka 18.04 yang menyertai kata Ubuntu mengindikasikan bahwa seri ini dirilis pada tahun 2018 bulan April (04). Sedangkan nama Bionic Beaver dipilih sebagai nama kode yang mewakili visi dirilisnya seri terbaru ini. Bionic dapat dimaknai energik, rajin dan cakap. Sedangkan Beaver merupakan Berang-berang yang memiliki habitat di Eropa. Dirilisnya Ubuntu 18.04 Bionic Beaver ini juga sebagai apresiasi dan penghormatan atas kerja keras pihak-pihak yang telah mengembangkan Ubuntu selama ini.
Nah, untuk seri terbaru ‘Ubuntu 18.04 LTS Bionic Beaver‘ ini hanya tersedia untuk 64 bit. Jadi, di sini Canonical tidak lagi menyertakan installer versi 32 bit. Selain itu Ubuntu tetap menggunakan GNOME, namun dengan versi terbaru yaitu GNOME Desktop Environment 3.28. Saat instalasi pun bisa dengan pilihan ‘Normal Installation’ atau ‘minimal installation’. Jadi, bagi yang ingin menginstal Ubuntu dengan penyimpanan seminimal mungkin bisa memilih opsi minimal installation. Yang mana ketika memilih opsi ini, hanya akan menginstal Ubuntu Core System dengan basic dekstop environment dengan web browser saja. Guys percayalah, tampilan dari Ubuntu 18.04 Bionic Beaver ini sangat keren dan elegan.
Microservice

Untuk materi kedua ini, yang mengerti pasti hanya orang-orang IT. Tak heran bila yang hadir selain orang IT akan merasa kebingungan, ibaratnya masuk telinga kanan habis itu akan menguap lewat telinga kiri. Tapi percayalah, materi ini sebenarnya sangat menarik dan sangat berguna bagi peserta seminar yang berlatar belakang IT.
Di sesi kedua materi kali ini dibawakan oleh Rahmad H Slamet yang merupakan software engineer dari Upana Studio Makassar. Beberapa hal yang dibahas adalah mengenai microservice, perbandingan microservice dan Monolithic, Docker, dan bagaimana cara menjalankannya.
Microservice sendiri merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk membangun layanan secara terpisah yang akan sangat membantu developer dalam membuat aplikasi yang lebih high performance dan lebih aman. Bisa dikatakan bahwa microservice adalah membagi service ke bagian yang lebih kecil. Yang mana service yang telah dibagi ini saling memiliki keterkaitan / saling berhubungan satu sama lain.
Memanfaatkan Media Sosial (Instagram) sebagai Ladang Penghasilan

Materi ketiga ini dibawakan oleh Handriano Bayu dari CV. Media Buzzer Group, salah satu perusahaan konsultan media digital di Makassar. Internet marketing sendiri merupakan teknik pemasaran yang dilakukan via online, entah itu dengan memanfaatkan media sosial maupun situs-situs yang relevan dengan apa yang hendak dipasarkan. Dan salah satu media sosial yang banyak dimanfaatkan sebagai media pemasaran adalah Instagram.
Sebenarnya berbisnis atau menjadikan Instagram sebagai ladang penghasilan adalah hal yang bisa dibilang gampang-gampang susah. Bila Kita tekun, hasilnya juga tidak akan mengecewakan. Namun di sini terdapat 4 hal yang ditekankan oleh pemateri dalam berbisnis di Instagram, yaitu memperhatikan Engagement, post, follower, serta hastag.
Mengapa 4 hal ini sangat penting? Karena engagement menjadi tolok ukur atas bagus tidaknya interaksi Kita di Instagram. Ini bisa berupa seberapa banyak like, comment, maupun viewers yang diperoleh di setiap postingan Kita. Kemudian, post (postingan) juga menjadi hal yang sangat penting. Karena apabila Kita jarang memosting atau postingan Kita tidak bagus (tidak menarik), maka akan menurunkan engagement Instagram Kita. Selanjutnya, Follower juga menjadi faktor penting dalam berbisnis di Instagram. Makin banyak Followers, makin tinggi pula peluang closing yang akan didapatkan. Dan poin terakhir adalah hastag. Hastag ini sangat penting, karena melalui hastag jangkauan postingan Kita bisa lebih meluas. Jadi, keempat poin ini sebenarnya memiliki keterkaitan sebagai penunjang keberhasilan pemasaran Kita di Instagram.
Instagram memang memegang peranan penting dalam Internet Marketing. Mengingat pengguna Instagram di Indonesia per Januari 2018 adalah sebanyak 53juta [hasil survei WeAreSocial.net dan Hootsuite]. Berdasarkan fakta inilah sehingga banyak yang memasarkan jualannya di media sosial Instagram.
Nah, Internet marketing yang baik adalah yang ditunjang dengan tool marketing, yang tentunya akan memaksimalkan pemasaran. Di seminar ini pemateri membocorkan salah satu rahasia keberhasilan para online shoper di Instagram, yaitu dengan menggunakan Gramcaster. Penasaran dengan tool marketing ini? Baca di sini.
Apakah Instagram hanya bisa dimanfaatkan oleh mereka yang memiliki bisnis atau usaha?
Bila mendengar atau membaca kata ‘pemasaran via Instagram’, mungkin akan ada yang beranggapan, “ah, ini pasti hanya untuk orang-orang yang memiliki bisnis / usaha. Saya mah apa, cuman mahasiswa. Belum punya usaha. Bagaimana mau memanfaatkan media sosial Instagram untuk menghasilkan uang?”.
Eits, jangan salah. Instagram bukan hanya diperuntukkan bagi mereka yang memiliki bisnis. Justru saat ini Instagram dapat dijadikan sebagai ladang penghasilan (bagi mereka yang memiliki niat, usaha dan ketekunan untuk itu). Dan ini sudah banyak dilakukan oleh mereka yang menyadari hal tersebut.
Selain itu, Instagram juga banyak melahirkan selebgram di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Dengan menjadi influencer dan Selebgram pastinya akan memberikan penghasilan yang menjanjikan. Tapi kuncinya adalah harus punya followers banyak dulu. Nah, bingung bagaimana untuk mendapatkan banyak follower real dengan jangka waktu yang cepat? Mengapa tak mencoba menggunakan Gramcaster?
Dokumentasi
Penyerahan Cenderamata kepada para pemateri (pemateri kedua tidak sempat berfoto):

Pemenang Doorprizes:

Foto bersama para pemateri dan moderator:

Dan inilah para panitia yang menyukseskan seminar ini:

Foto bersama panitia dan pemateri:

Berikut adalah video dokumentasi singkat dari Seminar Teknologi ‘Creative E-Business with Open Source yang diadakan di Hotel Lamacca pada 30 Juni 2018 yang lalu:
Semua dokumentasi ini di-handle oleh Sakafa Production.
Add comment