Sebagai orang Sulawesi Selatan kita sudah seharusnya bangga karena teryata tanah ini sudah melahirnya banyak tokoh pejuang yang jasanya terkenang hingga saat ini. Beberapa nama-nama mereka kini tidak hanya tertanam pada buku sejarah, namun nama-nama mereka juga disematkan di berbagai sudut daerah sebagai nama jalan, nama tempat, dan bahkan nama kuliner.

Hal ini dimaksudkan agar masyarakat tidak mudah lupa akan sejarah dan kegigihan para pejuang terdahulu semasa hidupnya. Namun kebanyakan masyarakat hanya mengetahui namanya tanpa tahu sejarah dibalik tokoh-tokoh pejuang tersebut. Untuk itu, artikel kali ini akan mengajak kamu mengenali beberapa tokoh pejuang yang berasal dari tanah Sulawesi Selatan.

1. Sultan Hasanuddin

Sultan Hasanuddin via 1.bp.blogspot.com

Lahir di Makassar pada tanggal 12 Januari 1631, Sultan Hasanuddin merupakan Sultan ke-6 kerajaan Gowa. Beliau menjabat sebagai seorang Sulthan pada usia 24 tahun.

Sultan Hasanuddin memiliki julukan ‘Ayam Jantan dari Timur,’ julukan ini sebenarnya diberikan oleh Belanda pada masa itu. Julukan ini diberikan karena kegigihan dan keberanian beliau dalam menghadapi pasukan Belanda. Kala itu Belanda mencoba menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil di daerah, namun rencana itu digagalkan oleh Sultan Hasanuddin yang terlebih dahulu mengumpulkan kerajaan-kerajaan kecil dari bagian Timur Indonesia untuk melawan Belanda.

Sultan Hasanuddin sempat ditempatkan pada posisi terdesak dimana dia harus menandatangi perjanjian Bogaya pada tanggal 18 November 1667. Namun, tepat pada 12 April 1668 Sultan Hasanuddin dan pasukanya kembali menyerang Belanda, meski pada pada masa itu Belanda memang sudah terlalu kuat dan mustahil dikalahkan. Semangat Sultan Hasanuddin tak pernah padam, keteguhan prinisipnya tidak diragukan. Bahkan, beliau masih tetap tidak sudi untuk bekerja sama dengan Belanda sampai hembusan napas terakhirnya pada tanggal 12 Juni 1670.

2. Syekh Yusuf Tajul Khalwati

Syekh Yusuf Tajul Khalwati via 2.bp.blogspot.com

Lahir di Gowa, pada tanggal 3 Juli 1626. Syekh Yusuf merupakan tokoh agama yang menyebarkan agama Islam hingga ke mancanegara. Nama beliau begitu terkenal di Afrika Selatan, bahkan hati wafat beliau diperingati dengan acara sakral untuk mengenang sosok beliau.

Semasa hidupnya, Syehk Yusuf yang masih memiliki pertalian dengan keluarga raja-raja di Banten ini telah mengajarkan ilmu agama islam. Semangat Syekh Yusuf dalam mencari dan menyebarkan ilmunya begitu luar biasa. Beliau juga pernah mengunjungi ulama terkenal di Cikoang hanya untuk mencari ilmu.

3. Andi Mappanyukki

Andi Mappanyukki via 2.bp.blogspot.com

lahir di Jongaya, Sulsel 1885. Andi Mappanyukki adalah Putra dari Raja Gowa ke XXXIV, Andi Mappanyukki juga memiliki gelar Sultan Ibrahim. Semangat juang beliau sudah ada sejak ia berusia 20 tahun, pada masa itu beliau sudah ikut angkat senjata dalam peperangan mempertahankan pos kerajaan goa di daerah Gunung Sari.

Beliau turun tahta karena menolak bersekutu dengan Belanda hingga akhirnya Andi Mappanyukki bersama istri dan anak-anakknya diasingkan di Tana Toraja. Beliau wafat pada tanggal 16 April 1967.

4. La Maddukelleng

La Maddukelleng via 1.bp.blogspot.com

Lahir di Wajo, Sulawesi Selatan pada tahun 1700. Beliau dikenal sebagai seorang pelayar yang gemar membawa pengikutnya pergi bersamanya, ia sempat menetap di Tanah Malaysia juga di kerajaan pasir, Kalimantan Timur dan menikai seorang putri di sana.

Beliu menjabat sebagai Sultan Pasir selama sepuluh tahun sampai akhirnya memutuskan kembali ke tanah kelahirnya. La Maddukelleng dikenal memiliki strategi pemerintahan baik dan berhasil menekan dominasi Belanda, sampai-sampai ia juluki “Petta Pamaradekangi Wajona To Wajoe” yang berarti orang yang telah memerdekakan Wajo. La Maddukelleng wafat pada tahun 1765.

5. Opu Daeng Risaju

Opu Daeng Risaju via 4.bp.blogspot.com

Lahir tahun 1880, Opu Daeng Risaju merupakan salah satu anggota dari kerajaan Luwuk. Kiprahnya dalam sebagai politisi yang gencar melawan Belanda pada saat Revolusi Nasional patut diacungi jempol.

Usahanya dalam menggerakkan semangat para pemuda untuk melawan NICA membawa dampak besar, sampai-sampai tentara NICA dibuat kewelahan atas perlawanan para pemuda.

6. Andi Djemma

Andi Djemma via 4.bp.blogspot.com

Lahir di Palopo, Sulawesi Selatan, 15 Januari 1901. Andi Jemma dinobatkan sebagai Pahlawan Nasioanal atas perannya dalam memimpin Perlawanan Semesta Rakyat Luwu pada tanggal 23 Januari 1946. Andi Jemma meninggal di Makassar pada tanggal 23 Februari 1945.

7. Andi Abdullah Bau Massepe

Andi Abdullah Bau Massepe via 4.bp.blogspot.com

Lahir di Massepe, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Beliu merupakan anak dari Andi Mappanyukki. Beliau merupakan seorang Lethan Jenderal TNI, merupakan panglima Tentara Rakyat Indonesia Divisi Hasanuddin.

8. Pong Tiku

Pong Tiku www.tokohindonesia.com

Lahir di Toraja, 1846 dan meninggal di Rantepao, Tana Toraja, 10 Juli 1907. Pong Tiku merupakan seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Toraja. Pong Tiku sering juga dipanggil Nene Baso, beliau merupakan pejuang nasional yang aksinya melawan pasukan Belanda di Toraja. Beliau lahir di Toraja, 1846 dan meninggal di Rantepao, Tana Toraja, 10 Juli 1907. Pong Tiku meninggal dengan cara dieksekusi di tepi sungai.

9. Pajonga Daeng Ngalie Karaeng Polongbangkeng

Pajonga Daeng Ngalie Karaeng Polongbangkeng via 2.bp.blogspot.com

Lahir di Takalar, Sulawesi Selatan. Beliau merupakan  seorang pahlawan nasional Indonesia dan juga seorang Karaeng. Dedikasinya dalam menjalankan pemerintahan patut diteladani. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan nasionalis, Oktober 1945 ia mengikuti sebuah pertemuan bersama dengan para raja untuk mendukung pemerintahan Republik Indonesia.

10. Ranggong Daeng Romo

Ranggong Daeng Romo via pahlawancenter.com

Lahir kampung Bone-Bone, Polongbangkeng. Sejak kecil beliau telah mendapat pendidikan agama yang sengaja ditanamkan oleh keluarganya. Semangat juangnya dalam melawan Belanda sudah tampak sejak kecil, bahkan saat beliau masih duduk di bangku sekolah dan melihat sekolahnya dikacaukan oleh murid Belanda, beliau tidak terima lalu mengumpulkan teman-temannya yang lain untuk melawan. Bahkan pada suatu kesempatan, beliau juga menyerang balik pada sekolah yang dimiliki oleh pemerintah kolonial Belanda.

Kiprahnya tak hanya sampai disitu, saat dewasa ia juga memimpin sebuah gerakan bersama kawannya, gerakan itu dinamakan Gerakan Muda Banjeng yang aktif melakukan penyerangan untuk mempertahankan kemerdekaan.

Nah, itulah beberapa tokoh pahlawan yang berasal dari Sulawesi Selatan. Maka tak perlu heran lagi bila kita menjumpai nama-nama tersebut sebagai nama jalan, lembaga, bahkan juga nama bayi yang baru lahir.

Sebenarnya menghargai jasa Para Pahlawan tidak harus selalu dengan menyematkan nama-nama mereka pada satu objek untuk dikenang, tetapi sebagai manusia yang hidup pada masa sekarang, wajib bagi kita untuk meneladani semangat juang pendahulu kita. Melestarikan apa yang sudah mereka wariskan pada kita. Menjaga tanah kelahiran sebagai mana mestinya.

Pelajari sejarah mereka lebih jauh, ambil setiap hal positif dari setiap kegigihan yang miliki dari seorang pahlawan yang tak kenal lelah dalam mempertahankan kemerdekaan. Harapan dengan mengerti makna semangat seorang pahlawan yang sebenarnya, bisa mengantarkan kita menjadi pribadi yang lebih anti dengan kata malas. Semoga semangat kepahlawan yang sesungguhnya tumbuh dan ada dalam setiap generasi, bukan hanya di Sulawesi Selatan, melainkan di negeri kita terincinta, Republik Indonesia.

Asa Bellia Audida

(Asabell Audida) Seorang mahasiswi perguruan tinggi Universitas Hasanuddin Makassar jurusan Sastra Inggris (2014), aktif menulis fiksi remaja di wattpad.com/asabelliaa

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

About Us