Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak mengambil perhatian dunia. Pertandingan sepak bola juga menjadi acara yang sering muncul di layar kaca. Ratusan liga terselenggara setiap tahunnya di seluruh dunia. Mulai dari kota besar hingga pelosok daerah juga terselenggara kejuaraan sepak bola.

Makassar sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia tentunya menjadi kiblat dari daerah-daerah lainnya di timur Indonesia. Di kota ini sejak tahun 1915 telah didirikan tim sepak bola lokal yang hingga saat ini di kenal sebagai PSM Makassar.

Tim yang dijuluki pasukan ramang ini menjadi tim kebanggaan masyarakat kota Makassar dan provinsi Sulawesi selatan pada umumnya. Setidaknya mulai dari anak kecil hingga orang tua sangat cinta dan loyal pada tim satu ini.

Berikut kita akan membahas profil PSM Makassar di kancah persepakbolaan Indonesia.

1. PSM Makassar Sudah Berdiri Sebelum Indonesia Merdeka

Kelahiran PSM via pbs.twimg.com

2 november 1915 di kota Makassar berdiri Makassar Voetbal Bond (MVB) yang dikenal sebagai cikal bakal adanya PSM Makassar. 30 tahun sebelum Indonesia merdeka MVB sudah berlaga di kejuaraan sepak bola saat itu. Pada zaman itu MVB menghadirkan idola-idola baru yang lahir dari masyarakat pribumi untuk berlaga di pentas Hindia Belanda.

Saat itu dua pemain MVB yakni Sagi dan Sangkala menjadi bintang sepak bola dan sangat disegani pemain lain dari tim lawan. Setidaknya antara tahun 1926 sampai 1940 MVB telah melakukan pertandingan dengan berbagai tim, baik dalam negeri maupun dari luar negeri. Akan tetapi, karena kedatangan Jepang di Indonesia ternyata berdampak lumpuhnya MVB saat itu. Pemain orang-orang belanda yang bergabung di MVB ditangkap oleh jepang, sedangkan orang-orang pribumi dijadikan pekerja.

Saat itu, segala yang berkaitan dengan Belanda ingin dihapuskan oleh Jepang. Penggunaan bahasa Belanda digantikan dengan bahasa Indonesia. Akhirnya MVB pun berubah nama menjadi PSM Makassar.

2. Pasukan Ramang, Siapakah itu Ramang?

Pasukan Ramang via 1.bp.blogspot.com

Pada tahun 1938, Hindia Belanda (Indonesia) lolos ke piala dunia di Perancis. Saat itu, Hindia Belanda menggantikan posisi Jepang untuk tampil di laga elit tingkat dunia itu. Sebagai Negara Asia yang pertama kali tampil di ajang tingkat dunia, sejatinya tercatat dalam sejarah persepakbolaan dunia.

Ramang adalah salah satu bintang sepak bola yang hingga saat ini masih fenomenal dimana-mana. Kemampuan ramang yang luar biasa dalam mengolah bola, akhirnya membawa namanya menjadi ikon dari sepak bola Indonesia saat itu. Dari sekian banyak pemain sepak bola yang berlaga di piala dunia saat itu, bisa jadi Ramanglah yang terbaik. FIFA tidak memungkirinya, Sebuah artikel secara khusus didedikasikan untuk mengenang Ramang, juga muncul di situs resmi fifa.com yang berjudul  Indonesian who inspired ’50s meridian.

Roh Ramang setidaknya selalu hadir dalam pergerakan dan semangat pemain sepak bola PSM Makassar hingga saat ini. Pasukan ramang adalah pembuktian bahwa PSM Makassar masih mampu dan bisa menjadi pemenang di setiap laganya.

3. Juku Eja, Si Merah Juara Sejati

Juku Eja via bolaindo.com

PSM Makassar meraih kemenangannya sebagai juara perserikatan ditahun 1957 atau 12 tahun setelah Indonesia merdeka. Medan adalah kota yang menjadi saksi kemenangan PSM saat itu.

Berawal dari itu, PSM Makassar menjadi tim yang tidak bisa dipandang sebelah mata lagi. Pembuktiannya dapat terlihat dengan kemampuan PSM Makassar meraih juara di tahun 1959, 1965, 1966, dan 1992.

Awal dekade 2000an PSM makassar mengukir sejarah kembali, yang sampai saat ini masih terukir dalam ingatan pecinta sepak bola tanah air. Saat itu, PSM Makassar hanya terkalahkan dua kali dari tiga puluh satu pertandingan. Ini mungkin saja karena pemain-pemain jagoan nasional seperti seperti Hendro Kartiko, Bima Sakti, Aji Santoso, Miro Baldo Bento, Kurniawan Dwi Yulianto ikut memperkuat PSM disamping Ronny Ririn, Syamsudin Batola, Yusrifar Djafar, dan Rachman Usman, sebagai pemain lokal Makassar. PSM membuktikan ketangguhan ayam jantan dari timurnya dengan menjadi tim unggulan liga Indonesia saat itu.

Perpaduan antara permainan yang cepat dan kerja keras dari pemain PSM membawanya menjadi tim tangguh. Semangat juang yang tinggi dan tidak mudah mengenal kata lelah memacu PSM makin disegani tim lain. Teknik yang baik dan kerja sama tim membuatnya makin dicintai oleh masyarakat Makassar dan Sulawesi selatan.

4. Tuan Rumah Perempat Final Liga Champion Asia (LCA) Tahun 2001

Final Liga Champion Asia 2001 via cdn.metrotvnews.com

Memiliki PSM Makassar adalah salah satu kebanggan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Karena atas prestasinya, akhirnya mampu menjadi tuan rumah laga perempat final Liga Champion Asia (LCA)  di tahun 2001, yang saat itu Indonesia sendiri baru pertama kali menjadi tuan rumah perempat final Liga Champion Asia (LCA). Kehadiran tim lain dari Asia Timur yakni Jubilo Iwata (Jepang), Shandong Luneng Taishan (China), dan Suwon Samsung Bluewings (Korea) untuk berlaga di tanah air memberikan citra yang baik untuk PSM dan Indonesia.

Terbiasa dengan kondisi lapangan yang beragam menjadikan pemain PSM kuat dan tangguh di segala medan pertandingan. Keberlanjutan tim juga sangat didukung oleh regenarasi yang terencana untuk menciptakan pemain-pemain terbaik dan ramang-ramang muda lainnya.

5. Stadion Bersejarah dari Timur

Stadion Andi Mattalata via cdn2.tstatic.net

Menjadi gerbang Indonesia timur, membawa Makassar seringkali dijadikan kiblat pembangunan di bagian timur Indonesia. Stadion Andi Mattalata atau dulunya dikenal dengan Stadion Mattoangin misalnya, didirikan pada tahun 1955 atau 10 tahun setelah Indonesia merdeka. Stadion yang saat ini menjadi markas PSM Makassar, pada awalnya didirikan untuk menyukseskan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) IV di tahun 1957.

Stadion yang berkapasitas 20.000 orang ini terletak di jalan cendrawasih Makassar. Stadion terbesar di Indonesia ini sebelum dibangunnya Stadion Utama Gelora Bung karno tahun 1962, sudah sering digunakan untuk menyelenggarakan pertandingan sepakbola tingkat lokal, nasional, hingga internasional.

Stadion Andi Mattalatta ini sendiri pernah menjadi saksi perjuangan PSM Makassar di laga Liga Champion Asia di tahun 2001 silam. Semua pertandingan di grup Asia Timur yakni Jubilo Iwata (Jepang), Shandong Luneng Taishan (China), dan Suwon Samsung Bluewings (Korea) diadakan di stadion ini.

Walaupun pada akhirnya di tahun 2014 silam PSM terpaksa berlaga diluar Sulawesi Selatan dengan menggunakan Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya sebagai markasnya. Karena  Stadion Andi Mattalatta tidak lolos verifikasi PT liga Indonesia. Namun, di tahun 2015 dapat kembali ke stadion ini.

6. Pendukung Setia, yang Loyal dan Fanatik

The Macz Man via i.ytimg.com

Menjadi salah satu tim elit tingkat nasional, PSM Makassar dikenal memiliki banyak kelompok supporter yang ada disetiap sudut kota Makassar. Bahkan di beberapa kota lain di Sulawesi selatan dan barat juga terdapat banyak pendukung setianya.

Salah satu kelompok supporter PSM Makassar yang terkenal sangat fanatik adalah The Macz Man. Setiap kali PSM Makassar berjuang, mereka akan hadir dengan semangat yang berkobar untuk menyalakan semangat juang para ramang muda lainnya.

Ada banyak alasan lainnya untuk makin mencintai PSM Makassar. Setidaknya, gambaran diatas dapat mengantarkan kita makin cinta dan bangga menjadi Pendukung Setia PSM Makassar. Ewako PSM!

Alamsyah

Alamsyah atau lebih akrab dipanggil Alam seorang anak muda Makassar yang hobi menulis dan berselancar di dunia maya. Gabungan kedua hobinya itu membawanya menjadi seorang blogger dan penanggung jawab konten di beberapa media online. Tahun 2016 silam, dia dinobatkan menjadi salah satu Duta Damai di dunia maya, oleh Pusat Media Damai BNPT. Dia memiliki blog pribadi yang bisa diakses disini

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

About Us